Masa Kecil & Pernikahan
Sebuah khotbah yang tercetak pada tahun 1497 oleh Franciscan Osvaldus de Lasco, sebuah gereja resmi di Hongaria, adalah yang pertama dinamakan
Sarospatak sebagai tempat lahir Santa, yang kemungkinan adalah bangunan tradisional lokal. Kebenaran dari riwayat ini bukan tanpa cela: Osvaldus juga mengubah keajaiban bunga mawar (lihat di bawah) menjadi masa kecil Erzsébet di Sárospatak, dan membuatnya meninggalkan Hongaria pada usia 5 tahun.[7]
Menurut sumber yang lebih kontemporer dan sangat dapat dipercaya, Elisabeth meninggalkan Hongaria pada usia 4 tahun, sebagai calon mempelai Ludwig IV dari Thüringen. Beberapa orang sejarawan mengutarakan bahwa sesungguhnya kakak Ludwig, Hermann adalah yang tertua, dan bahwa sesungguhnya Erzsébet adalah calon mempelainya sampai ia meninggal pada tahun 1232, namun kebenaran tersebut diragukan. Setidaknya sebuah kejadian besar pernah tercatat di dalam sumber-sumber asli yang masih ada, dan hal ini tidak terjadi. Sebaliknya, pada abad ke-14 Cronica Reinhardsbrunnensis secara rinci menamakan Hermann sebagai putra kedua. Di samping itu, satu-satunya dokumen temporer (yang berasal dari tanggal 29 Mei 1214) mendukung gugatan Hermann sebagai anak sulung dengan mencantumkan namanya sebelum Ludwig di sebuah biara di Hessen. Hal ini sebenarnya mendukung gugatan bahwa Hermann adalah anak bungsu di antara mereka, karena Hessen secara tradisional adalah wilayah kekuasaan untuk anak kedua, dan adalah normal jika namanya disebut lebih dahulu, karena dokumen ini berkaitan dengan wilayahnya.[8]
Pada tahun 1221, pada usia 14 tahun, Erzsébet menikah dengan Ludwig; dan pada tahun yang sama ia diberikan tahta sebagai Ludwig IV, dan pernikahan tersebut tampaknya bahagia. Pada tahun 1223, Biarawan Fransiskan tiba, dan remaja Erzsébet tidak hanya belajar tentang cita-cita Fransiskus dari Assisi, tetapi juga mulai mendalaminya. Ludwig tidak kecewa dengan usaha amal istrinya dan percaya bahwa dengan mendistribusikan kekayaannya menolong yang miskin akan memberinya hadiah keabadian; ia dimuliakan di Thüringen sebagai santo (tanpa dikanoninasi di gereja seperti istrinya).
Juga pada waktu yang bersamaan seorang pastur dan kemudian Jaksa Pengadilan
Konrad von Marburg—seorang pria yang kasar—mendapatkan kekuasaan yang cukup besar atas Elizabeth, ketika ia ditunjuk sebagai penerima pengakuan dosa-nya.
Pada musim semi tahun 1226, ketika banjir, kelaparan, dan wabah malapetaka menimpa Thüringen, Ludwig, pendukung setia Hohenstaufen Friedrich II, Kaisar Romawi Suci, mewakili junjungannya di Reichstag (Parlemen Negara) di Cremona. Erzsébet mengendalikan urusan dalam negeri dan zakat didistribusikan kesemua bagian wilayah mereka, bahkan juga mendermakan jubah kenegaraan beserta hiasannya kepada orang miskin. Di bawah
Kastil Wartburg, ia membangun sebuah rumah sakit dengan 28 ranjang dan mengunjunginya setiap hari untuk merawat mereka yang sakit.
Hidup Erzsébet berubah dengan drastis pada tanggal 11 September, 1227 ketika Ludwig bergabung dengan Perang Salib Keenam, ia meninggal terkena wabah di Otranto, Italia. Jenazahnya dikembalikan pada Erzsébet pada tahun 1228 dan dimakamkan di
Reinhardsbrunn; ketika mendengar kabar kematian suaminya, Erzsébet konon mengatakan, "Ia sudah mati. Sepertinya untukku seluruh dunia mati hari ini."[9]